The 2-Minute Rule for kampus profetik

Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kemampuan kita untuk menilai dan menanggapi situasi yang sulit. Ranah penyesuaian diri, di antaranya yaitu pemecahan masalah, uji realitas, dan sikap fleksibel.

Goleman menyatakan: “Kecerdasan emosi merupakan kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan impuls, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan berempati dan membina hubungan dengan orang lain” Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.

Stres yang tidak terkendali bisa meningkatkan tekanan darah, menekan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, berkontribusi terhadap ketidaksuburan, dan mempercepat proses penuaan. Langkah pertama untuk meningkatkan kecerdasan emosional adalah dengan belajar cara meredakan stres.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, artinya remaja mampu mengemban tugas dalam keluarga dan sekaligus dalam masyarakat. e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya, artinya remaja diharapkan mampu bersikap mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Kemandirian remaja di sini dapat dilihat dari ketidaktergantungannya pada orang tua atau orang dewasa lainnya, misalnya dalam mengambil keputusan. Kemandirian emosional merupakan salah satu tugas perkembangan remaja. f. Mempersiapkan karier, artinya remaja sudah mulai mengenal kemampuan dan keterbatasan dirinya sebagai pribadi dan mulai memikirkan serta merencanakan karier yang sesuai bagi dirinya.

Jangan takut salah, kerana dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua.

Di samping itu Expert perlu mengembangkan suasana yang mendukung pemecahan masalah tersebut yang memungkinkan mereka merasa lebih percaya diri serta merasa memiliki keleluasaan dalam mengambil keputusan yang tepat.

lain-lain. Setiap warga asrama dituntut mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, yaitu asrama, di mana mereka tinggal dan hidup bersama. Hidup bersama tentu tidak mudah; seringkali timbul berbagai permasalahan dalam hidup bersama di asrama. Keberhasilan menyesuaikan diri dengan kehidupan di asrama sangat ditentukan oleh kemampuan individu dalam menjawab atau mengatasi situasi permasalahan yang ada. Warga asrama perlu memiliki kecerdasan emosional yang tinggi untuk memperoleh keberhasilan dalam kehidupan di asrama. Salah satu tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1994) ialah penyesuaian dengan lingkungan. Bagi remaja menyesuaikan diri dengan lingkungan sering dirasa sulit; untuk dapat mencapai hubungan yang baru dengan lingkungan, dibutuhkan kecerdasan emosional.

Kamu mau menerima ide yang berbeda, saran atau kritik dari orang lain, dan bisa bekerja sama dengan siapa saja. Kamu juga selalu menghindari berpikiran negatif soal orang lain sebelum memahami duduk perkaranya.

Sependek saya mengambil hikmah gagasan ilmu sosial profetik. Mulai dari satu diskusi ke diskusi yang lain, dan juga melalui membaca, selalu saja ada pencerahan baru yang didapatkan. Hingga sampai pada satu pertanyaan sederhana, bagaimana ke depannya eksistensi gagasan Kuntowijoyo ini?

Tetapi bersamaan dengan itu ada sistem pemahaman yang lain: yang impulsif dan ber-pengaruh besar bila kadang-kadang tidak logis, yaitu fikiran emosional. Dikotomi emosional/rasional kurang lebih sama dengan istilah awam antara “hati” dengan “kepala”. Mengatakan sesuatu yang benar di kecerdasan emosional dalam hati merupakan tingkat keyakinan yang berbeda yang cenderung merupakan kepastian lebih mendalam daripada menanggapnya benar dengan menggunakan akal.

Pengembangan emosi di kalangan anak-anak akan membantu mereka mengambil keputusan dan dapat menilai mana sesuatu yang harus dilakukan dan mana tidak boleh dilakukan. Dengan demikian berarti pula melindungi mereka dari berbagai propaganda dan slogan yang tidak sesuai dengan diri dan nilai-nilai yang dianutnya.

Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi individu pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik.

dengan sesama. Perbedaan-perbedaan yang ada hendaknya tidak menjadi penghambat atau jurang pemisah satu dengan yang lainnya, tetapi hendaknya perbedaan tersebut menjadi pemersatu, dan saling menerima masing-masing perbedaan sehingga dapat menemukan keindahannya dalam hidup bersama, dapat saling memperkaya. Seorang pembimbing di asrama dapat memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk memberikan layanan bimbingan, misalnya untuk mengembangkan kecerdasan emosional masing-masing individu diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kemampuan mereka di bidang seni yang berguna untuk mengekspresikan emosinya.

c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. Kemampuan individu dalam menghadapi penderitaan dan menjadikan penderitaan yang dialami sebagai motivasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kemudian hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *